Selasa, 20 September 2011

Sambutan Hari Raya Sekampung

Assalamualaikum,


Pada 16/9/2011,jkkk kg sg chinchin dan kerjasama ahli jawatankuasa masjid sg chinchin telah mengadakan sambutan hari raya sekampung di perkarangan masjid sungai chinchin.Setelah selesai solat hari jumaat,pihak masjid telah mengerjakan solat hajat.Setelah selesai mengerjakan solat hajat,ahli kariah menikmati juadah yang disediakan.

Antara juadah yg disediakn ialah laksa penang, lemang, meehun goreng,air, dan lain-lain.


Laksa

Majlis ini turut dimeriahkan dengan kehadiran Dr. Hassan Ali,Ustaz Syarhan dan Ustaz Salahuddin.



Dr. Hassan Ali


Ustaz Syarhan

Tujuan majlis ini diadakan untuk merapatkan ukhuwwah di antara ahli kariah.Majlis ini telah berakhir pada sekitar pukul 4.Semoga majlis sebegini dapat diteruskan di masa hadapan.

Ahad, 11 September 2011

Muhasabah-Ikon

Salam 'alaik.Kali ini,saya mahu berkongsi satu video.Video ini dipetik dalam salah satu sedutan rancangan Halaqah Sentuhan Qalbu tentang tajuk Ikon.Semoga beroleh manfaat daripada video ini.Sama-sama kita muhasabah diri.


Rasulullah patut dijadikan contoh yang terbaik bagi kita umatnya.Perjuangannya menegakkan syair Islam adalah salah satu perjuangan untuk umatnya.Terlalu banyak teladan dan contoh ikutan ditunjukkan junjungan besar Nabi Muhammad SAW buat pedoman remaja dan belia. Sesungguhnya kehidupan seorang pemuda dan pemudi Islam tidak dapat lari daripada menjadikan Rasulullah SAW sebagai ikon sepanjang zaman.

Sabtu, 10 September 2011

Aku Rindu PadaMu

Ada seorang hamba Allah, Ia rajin mendirikan sholat malam dan bermunajat, berkhalwat dengan Al-Kholiq. Setiap malam dari kedua matanya yang memerah karena menangis, mengalir air yang membasahi janggutnya, beliau berbisik-bisik lirih memohon beberapa permintaan dan pengharapan.

Dari waktu ke waktu, tahun ke tahun, hingga memutih rambutnya tak kunjung jua permintaan beliau dikabulkan oleh Allah. Permintaannya (diantaranya) adalah agar segera diangkat kemiskinan yang menjadi selimut kehidupannya selama ini. Setiap hari ia keluar untuk berusaha memperoleh rizki Allah, tapi tidaklah tampak dilapangkan rizqi itu untuknya.

Padahal dahulu, ketika ia masih bekerja menjadi staff disalah satu instansi pemerintah, wang dan kemewahan adalah kawan akrabnya...hingga suatu saat ia mendengarkan ceramah yang menjelaskan bahwa penyelewengan yang sering ia lakukan selama ini adalah haram dan tidak membawa keberkahan, dan kelak penyelewengan ini akan berhadapan dengan hukum Allah yang tidak bisa dibantah lagi di akhirat. Bergetar hatinya, masuk hidayah Allah atasnya.

Sejak itu tidak pernah lagi ia melakukan perbuatan tersebut, semakin rajin ia melakukan sholatul lail mengadukan nasibnya hanya kepada Allah, agar diberikan harta yang halal dan rizqi yang lapang dalam menjalani hidup ini.

Namun berangsur-angsur seakan terkena kualat (karena meninggalkan perbuatan haram itu), penghasilanya semakin menurun. Ia dan keluarganya sering jatuh sakit hingga badannya yg semula sehat dan gagah, menjadi kurus seperti tak terurus...lalu, seperti belum cukup kesengsaraan mendera, putra satu-satunya meninggal setelah menjalani perawatan selama beberapa minggu dirumah sakit.

Namun sampai saat itu ia masih bersabar, tak pernah terucap dari mulutnya kata-kata keluhan dan makian atas apa yang menimpa hidupnya. Malahan menjadikannya semakin sering dan khusyu ia mendekatkan diri kepada Allah.

Akan tetapi malang yang tidak kunjung surut datang lagi kepadanya...korupsi yang dahulu ia lakukan bertahun silam terungkap, maka ia dan beberapa orang rekannya terkena pemecatan dengan tidak hormat. Subhanallah, semakin berat rasanya hidup ini baginya. Tambah satu kalimat panjang di malam harinya ia mengadu kehadapan Rabbnya, menangis dan perih rasa batinnya. Setiap dalam sedihnya ia berdoa, selalu ada bisikan lirih di hatinya, "Apa yang engkau harapkan itu dekat sekali, bila engkau bertaqwa!". Setiap mendengar bisikan itu, timbul semangatnya.

Kini setelah ia dipecat, ia berdagang. Baginya dagang yang tidak pernah untung, hutang yang semakin bertumpuk, musibah yang seakan tidak berujung...ahhhhh.

Setelah puluhan tahun berlalu sejak ia dekat dengan Allah dan selalu berkhalwat denganNya di tengah malam yg sunyi, tidak juga merubah hidupnya. Setelah puluhan tahun ia mendengar bisikan lirih dihatinya, tidak juga tampak yang dijanjikanNya. Mulailah timbul pemikiran dan prasangka buruk kepada Rabb-nya. Hingga ia berkesimpulan, tampaknya Allah tidak ridho terhadap doanya selama ini.

Maka pada malam hari berikutnya selepas Isya, ia berdoa kepada Allah..."Wahai Engkau yang menciptakan malam dan siang, yang dengan mudah menciptakan diri hamba dengan segala kebaikan..karena Engkau tidak mengabulkan doa-doa dan pintaku selama ini, maka sejak malam ini aku tidak akan mendirikan tahajud lagi, tidak akan meminta lagi pada-Mu di sepertiga malam. Aku akan lebih rajin berusaha agar tidaklah beralasan bahwa segalanya tergantung Engkau. Maafkan aku...ampuni aku...selama ini menganggap bahwa diriku sudah sangat dekat dengan-Mu!".

Ia tutup doa dengan perasaan berat yang bahkan semakin menghimpit dirinya, dari saat ia berniat seperti itu ('mengkhatamkan' ibadah sholat lailnya). Ia berbaring dengan pikiran menerawang hingga ia tak mengetahui kapan ia tertidur. Dalam tidurnya, ia bermimpi...mimpi yang membuatnya semakin merasa bersalah.

Seakan ia melihat suatu Padang luas bermandikan cahaya yang menakjubkan, dan puluhan ribu, bahkan jutaan makhluq cahaya duduk diatas betis mereka sendiri dengan kepala tertunduk takut. Ketika beliau mencoba mengangkat wajahnya untuk melihat kepada siapa mereka bersimpuh, ia tidak mampu...kepalanya dan matanya tidak mampu memandang dengan menengadah.

Beliau hanya dapat melihat para makhluq yang duduk dihadapan Sesuatu Yang Dahsyat. Terdengar olehnya suara pertanyaan, "Bagaimana hambaku si Fulan, hai malaikat-Ku?"...nama yang tidak dikenalnya disebut. Seorang berdiri dengan tubuh gemetar karena takut, dan bersuara dengan lirih, "Subhanaka yaa Maalikul Quddus, Engkau lebih tahu keadaan hambaMu itu".

"Dia mengatakan demikian : "Wahai Engkau yang menciptakan malam dan siang, yang dengan mudah menciptakan diri hamba dengan segala kebaikan..karena Engkau tidak mengabulkan doa-doa dan pintaku selama ini, maka sejak malam ini aku tidak akan mendirikan tahajud lagi, tidak akan meminta lagi pada-Mu di sepertiga malam. Aku akan lebih rajin berusaha agar tidaklah beralasan bahwa segalanya tergantung Engkau. Maafkan aku...ampuni aku...selama ini menganggap bahwa diriku sudah sangat dekat dengan-Mu!".

"Ampuni dia yaa Al 'Aziiz, yaa Al Ghofuurur Rohiim!"
Tersentak ia, itu...kata-kataku..doaku semalam..celaka, pikirnya.

Kemudian terdengar suara lagi...

"Sayang sekali, padahal Aku sangat menyukainya, sangat mencintainya, dan Aku suka melihat wajahnya yang terpendam menangis, bersimpuh dengan menengadahkan tangannya yang gemetar kepadaKu, dengan bisikan-bisikan permohonannya kepadaKu, dengan pemintaan-permintaannya kepadaKu, sehingga tak ingin cepat-cepat Kukabulkan apa yang hendak Aku berikan kepadanya, agar lebih lama dan lebih sering Aku memandang wajahnya"
"Aku percepat cintaKu padanya dengan Aku bersihkan ia dari daging-daging haram dibadannya dengan sakit yang ringan. Aku sangat menyukai keikhlasan hatinya disaat Aku ambil putra yang dikasihinya...disaat Kuberi ia cobaan, tak pernah Ku dengar keluhan dan sesal keluar dari mulutnya. Aku rindu kepadanya...rindukah ia kepadaKu, hai malaikat-malaikatKu ?"


Suasana hening, tak ada jawaban. Membuncah jutaan sesal dari hatinya atas doanya semalam, ingin ia berteriak menjawab dan meminta ampun..."Ini aku Yaa Robbi, ini aku...Ampuni aku yaa Robbi...maafkan kata-kataku!", tapi tak ada suara terdengar keluar dari mulutnya. Semakin takut ia, semakin perih hatinya dengan jutaan sesal...lalu mengalirlah air matanya, terasa hangat di pipinya....Astaghfirullah!!!...Terbangun ia dari mimpi...masih ada butiran air disudut matanya.

Segera ia berwudhu, dan kembali bersujud kepadaNya, bahkan lebih khusyu' dari sholat lail sebelum-sebelumnya, ia sholat lebih panjang dan lebih lama dari biasanya. Ia bermunajat, berbisik-bisik, berkhalwat dengan sang Khaliq dan berjanji tak akan lagi ia ulangi sikapnya malam tadi...untuk selama-lamanya!.

"Yaa Allah, Yaa Robbi, Yaa Karim, jangan engkau ungkit kebodohanku tadi malam, ini aku... hambaMu yang tidak pandai berkata manis, datang dengan berlumuran dosa dan segunung masalah dan harapan...apapun yg datang dariMu, asalkan Engkau tidak membenciku..aku rela yaa Allah".

"Yaa Robbi..aku rindu padaMu..."

Jumaat, 9 September 2011

Siti Khadijah-Srikandi Islam Pertama


“Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik daripada dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan daripadanyalah aku mendapatkan keturunan.”

Begitulah Rasulullah s.a.w menggambarkan keperibadian Siti Khadijah binti Khuwailid, isteri pertama baginda. Seorang isteri sejati, Muslimah yang segenap kemampuan diri berkorban demi kegemilangan dan keagungan Islam.

Riwayat Hidup


Nama penuh beliau ialah Khadijah Binti Khuwalid bin Asad bin 'Abdul 'Uzza bin Qusay bin Kilab bin Murrah. Dari Qusay bin Kilab bertemu nasab beliau dengan Rasulullah s.a.w.(A.Guillaume,1978:82). Sejak zaman Jahiliah kedudukan Khadijah amat tinggi dengan keturunan yang baik juga keperibadian beliau yang cukup dihormati.

Faktor keturunan,kebijaksanaan,kecantikan dan kekayaan terkumpul pada dirinya segala kelebihan dan kebaikan(Qadariyyah Husin,t.t. :8). Beliau juga adalah seorang pengurus yang berjaya.Ibn Kathir mensifatkan Khadijah adalah seorang yang cukup matang,berpandangan jauh(Ibn Kathir,1971:262). Ini terbukti dari pemilihannya menjadikan Muhammad sebagai suaminya walau pun dia lebih tua dari suaminya itu.

Adalah luar biasa,Khadijah berupaya mengangkat martabat dirinya ketika adat masyarakat jahiliah merendah-rendahkan taraf wanita.Beliau hidup di tengah kemungkaran,tetapi mampu menepis segala gejala buruk itu sehinggakan beliau dikenali sebagai('Afifah Tahirah).

Perkahwinan beliau dengan nabi Muhammad s.a.w. membawa kebahagiaan sejati. Apabila wahyu pertama diturunkan dia lah yang pertama beriman.Ketika Rasulullah s.a. w. dilakukan sewenang-wenang, dia jualah yang menjadi perisai. Justeru itu beliau mengorbankan seluruh harta kekayaann a untuk perjuangan Rasululla, s.a. w. Apabila beliau wafat maka tahun itu dinamakan "tahun dukacita"bagi Rasulullah.

Selepas bertemu Rasulullah s.a. w. beliau meninggalkan segala kemewahan dan kesenangan hidup untuk berabdi diri kepada Tuhan dan berjuang menegakkan kebenaran. Penganut Islam amat bersyukur atas segala jasanya itu. Beliau menumpukan perhatian kepada suami dan anak-anak serta penyebaran Islam.

Pernikahan Rasulullah & Khadijah

Beliau seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri.

Banyak pemuka Quraisy yang ingin menikahinya dan sanggup membayar mas kahwin berapa pun yang dikehendakinya, namun selalu ditolaknya dengan halus kerana tak ada yang berkenan di hatinya. Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit, masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya ke merata tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya.

Mimpi itu diceritakan kepada anak bapa saudaranya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas dalam agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu.
Waraqah berkata: “Takwil dari mimpimu itu ialah bahawa engkau akan menikah kelak dengan seorang Nabi akhir zaman.”

“Nabi itu berasal dari negeri mana?” tanya Khadijah bersungguh-sungguh.
“Dari kota Makkah ini!” ujar Waraqah singkat.
“Dari suku mana?”
“Dari suku Quraisy juga.”

Khadijah bertanya lebih jauh: “Dari keluarga mana?”
“Dari keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat,” kata Waraqah dengan nada menghibur.
Khadijah terdiam sejenak, kemudian tanpa sabar meneruskan pertanyaan terakhir:
“Siapakah nama bakal orang agung itu, hai anak bapa saudaraku?”

Orang tua itu mempertegas: “Namanya Muhammad SAW. Dialah bakal suamimu!”

Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah sentiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.

Lambang Kasih Seorang Isteri

Kasih sayang dan saling mengerti serta kecenderungan yang sama adalah punca keharmonian rumahtangga. Inilah yang terjadi kapada pasangan ideal ini.Mereka bertemu jodoh dengan pilihan masing-masing yang tepat. Nabi SAW Muhammad cukup bertuah seperti juga Khadijah amat bertuah kerana mendapat pasangan secucuk dan sepadan. Ia hubungan kesetiaan yang tiada tolak bandingnya,memberikan contoh teladan dalam kasih sayang dan pengorbanan.Masing-masing bersedia menanggung kesusahan dan bersedia memberi pertolongan. Khadi'ah melaksanakan segala kewajipan dan tanggung jawab sehingga Nabi Muhammadtmendapat kedamaian yang tiada bandingan(Qadariyyah,op.cit:20).

Kehadiran Khadijah dalam kehidupan nabi memberi suatu kekuatan dan tenaga pendorong untuk menghadapi tugas yang amat berat. Beliau menjadi temanhidup yang dapat menghilangkan kesepian,memberi hiburan di kala duka, malah rela berkorban sepanjang masa.

Semasa suammya berangkat ke gua-gua di sekitar Mekah untuk bersedirian,dia mempersiapkan bekalan yang diperlukan.Jika suaminya lambat pulang dia amat gelisah.Bila dilihat suaminya bermunajat dia merasa tenang dan sabar tanpa mengomel. Sebenamya,bukanlah suatu perkara yang enteng bagi seorang isteri menahan kesabaran untuk suami yang sering meninggalkan rumah dengan alasan untuk beribadat,terutama pada zaman jahiliah yang penuh kemaksiatan dan kemungkaran. Sekiranya Khadijah mengikutkan perasaan sudah pasti dia memprotes perbuatan Rasulullah itu. Tetapi Khadijah mempunyai keyakinan yang teguh terhadap suaminya itu.

Dua puluh lima tahun bersama Rasulullah Khadijah sumber kebahagiaan,ketenangan ,kemesraan yang mendalam. Dia meninggalkan contoh terbaik sebagai suri yang patuh dan taat.

Khadijah Ibu Sejati

Tidak banyak fakta sejarah yang secara jelas menulis tentang peranan Khadijah sebagai ibu.Namun ada disebut anaknya dengan Rasulullah seramai tujuh orang. Anak lelaki kesemuanya meninggal iaitu al-Qasim,Tahir dan Tayyib. Hanya anak perempuan yang kekal hidup iaitu Zainab,Ruqayyah, Umm Kalthum dan Fatimah(Abdul Salam Harun,1977:44).

Apa yang difahami dia amat memberikan perhatian berat kepada pendidikan anak-anak perempuan ini. Ibu adalah guru pertama bagi anak muslim. Khadijah mendidik sendiri anak-anaknya bersama Rasulullah. Zainab anak sulung dilatih sejak awal bukan dalam keadaan manja,tetapi lebih cepat matang. Zainab menjadi "ibu kecil" bagi adik-adiknya. Dia ditugas mengawasi adiknya Fatimah,mengisi waktu dengan bermain,apalagi ibunya sudah agak berumur(Binti sl Syati,1975:85).

Pendidikan melalui tauladan menjadi teras bagi Khadijah. Hasil didikannya tidaklah aneh jika anak-anaknya seperti Ruqayyah dan Fatimah mampu bersabar dan mampu pula menghadapi kesulitan hidup. Sebab dari buah dikenal pokoknya, demikian kata pepatah Melayu, maka itulah jua yang berlaku kepada Khadijah,Keunggulan beliau sebagai ibu dikenal melalui sahsiah anak-anaknya.

Sumbangan


Memang sukar memperincikan sumbangan beliau secara ditil,tetapi seawal perkahwinannya dengan Rasulullah s.a.w. sehingga wafatnya,kisah hidup beliau penuh dengan pengorbanan. Ketika Nabi Muhammad menyatakan resah didatangi Jibril,biasanya si perempuan akan menjadi lebih resah dari suami.Mungkin sifat keibuan yang tinggi dan isteri yang penyayang ini membuat Khafdijah dapat menenangkan nabi Muhammad.

Ketika nabi berdakwah dia pula menjadi pembantu. Contoh sebaiknya apabila dia turut bersama diboikot di lorong Abu Talib,sehingga kesan dari situ menyebabkan beliau sakit dan menemui ajalnya. Dia tidak seperti isteri Nuh dan Lut. Dia berdiri di samping nabi mempertahankan Islam hingga merakamkan namanya sebagai pembela agama yang kental. Malah dialah lambang penyertaan aktif wanita dalam gerakan Islam yang tidak dapat dinafikan.

Khadijah bukan hanya sanggup memberikan sokongan moral tetapi juga material. Pengorbanan beliau secara tidak langsung dirakam oleh Allah S.W.t. dalam surah al-Duha:6-8. Dia mengeluarkan harta untuk jihad dan perbelanjaan umum.Malah kekuatan Islam pada peringkat awal digerakkan oleh dana yang disumbangkan oleh beliau. Rasulullah dapat menumpukan sepenuh perhatian kepada dakwah kerana dokongan sumber dari Khadijah.

Kewafatan


Selepas dua puluh lima tahun brsama Rasulullah,pergilah seorang wanita yang menjadi isteri,ibu dan pejuang yang istimewa dan nabi tidak berenggang dengannya selama tiga hari.Akhimya,beliau melepaskan nafas terakhir di hadapan suaminya. mayatnya dimasukkan sendiri oleh suami ke persemadian terakhir. Suatu kehilangan yang amat cukup dirasai oleh Rasulullah. Islam ketika itu sudah berkembang ke luar dari Mekah.

Namun pemergiannya sesudah menyempurnakan tugas sebagai isteri,ibu dan pejuang kerana beliau sudah memikul segala amanah dan tanggung jawab. Dia muncul sebagai sebaik-baik wanita di dunia dengan gelaran "ibu semua kaum mukminin". Beliau meninggalkan zuriat Rasulullah melalui anaknya Fatimah yang kekal hingga ke hari ini.

Khamis, 8 September 2011

Bilakah Izrail mencabut nyawa?

Izrail, salah satu nama malaikat yang diketahui umat Islam. Tugasnya sudah tentu mencabut nyawa selain beribadah kepada Allah, tuhan semesta alam. Mungkin ramai yang tertanya bagaimanakah Izrail mampu mencabut nyawa makhluk yang terlalu banyak di muka bumi Allah ini bukan? Ya, dia mampu mengambil nyawa kerana kekuasaan untuk mencabut nyawa yang telah Allah berikan padanya sama banyak dengan makhluk yang Allah ciptakan.

Dikisahkan, ketika Allah mencipta Al-Maut (kematian) dan menyerahkan kepada Izrail, maka berkata malaikat Izrail, “Wahai Tuhanku, apakah Al-Maut itu?”. Maka Allah menyingkap rahsia Al-Maut itu dan memerintah seluruh malaikat menyaksikannya. Setelah seluruh malaikat menyaksikannya Al-Maut itu, maka tersungkurlah semuanya dalam keadaan pengsan selama seribu tahun. Setelah para malaikat sedar kembali, bertanyalah mereka, “Ya Tuhan kami, adakah makhluk yang lebih besar dari ini?” Kemudian Allah SWT berfirman: “Akulah yang menciptakannya dan Akulah yang lebih agung daripadanya. Seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu”.

Kemudian Allah memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut. Walau bagaimanapun, Izrail khuatir jika tidak terdaya untuk mengambilnya sedangkan Al-Maut lebih agung daripadanya. Kemudian Allah memberikannya kekuatan, sehinggalah Al-Maut itu menetap di tangannya. Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya.

Tanda-tanda kematian seseorang



100 hari sebelum kematian:


Ini adalah tanda pertama dari Allah kepada hambanya dan hanya akan disedari oleh mereka-mereka yang dikehendakinya. Walaubagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini cuma sama ada mereka sedar atau tidak sahaja. Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Asar. Seluruh tubuh iaitu dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan mengigil.

40 hari sebelum kematian:

Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Asar. Bahagian pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arasy Allah. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mula membuat persediaannya ke atas kita antaranya ialah ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa. Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih akan merasakan seakan-akan bingung seketika.

7 hari sebelum kematian:

Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba- tiba ianya berselera untuk makan.

3 hari sebelum kematian:

Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita iaitu di antara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dikesan maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana bahagian hujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.

1 hari sebelum kematian:

Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang iaitu di kawasan ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.

Tanda akhir sebelum kematian:

Akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan satu keadaan sejuk di bahagian pusat dan ianya akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada Allah yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.

Apabila Izrail mencabut nyawa

Baginda Rasullullah S.A.W bersabda, “Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut. Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu.”

Sambung Rasullullah S.A.W. lagi, “Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibrail akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di syurga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada disekelilinginya. Ini adalah kerana sangat rindunya pada syurga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibrail. Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibrail akan menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang disekelilinginya. Ini adalah kerana terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya”.

Dari sebuah hadis bahawa apabila Allah menghendaki seorang mukmin itu dicabut nyawanya maka datanglah malaikat maut. Apabila malaikat maut hendak mencabut roh orang mukmin itu dari arah mulut maka keluarlah zikir dari mulut orang mukmin itu dengan berkata:

“Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang ini melalui jalan ini kerana orang ini sentiasa menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah”.

Setelah malaikat maut mendengar penjelasan itu, maka dia pun kembali kepada Allah dan menjelaskan apa yang diucapkan oleh lidah orang mukmin itu. Lalu Allah berfirman yang bermaksud:

“Wahai malaikat maut, kamu cabutlah rohnya dari arah lain”.

Sebaik saja malaikat maut mendapat perintah Allah maka malaikat maut pun cuba mencabut 

roh orang mukmin dari arah tangan. Tapi keluarlah sedekah dari arah tangan orang mukmin itu, keluarlah usapan kepala anak-anak yatim dan keluar penulisan ilmu. Maka berkata tangan:

“Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut roh orang mukmin dari arah ini, tangan ini telah mengeluarkan sedekah, tangan ini mengusap kepala anak-anak yatim dan tangan ini menulis ilmu pengetahuan”.

Oleh kerana malaikat maut gagal untuk mencabut roh orang mukmin dari arah tangan maka malaikat maut cuba pula dari arah kaki. Malangnya malaikat maut juga gagal melakukan sebab kaki berkata:

“Tidak ada jalan bagimu dari arah ini kerana kaki ini sentiasa berjalan berulang alik mengerjakan solat dengan berjemaah dan kaki ini juga berjalan menghadiri majlis-majlis ilmu”.

Apabila gagal malaikat maut, mencabut roh orang mukmin dari arah kaki, maka malaikat maut cuba pula dari arah telinga. Sebaik saja malaikat maut menghampiri telinga maka telinga pun berkata:

“Tidak ada jalan bagimu dari arah ini kerana telinga ini sentiasa mendengar bacaan Al-Quran dan zikir”.

Akhir sekali malaikat maut cuba mencabut orang mukmin dari arah mata tetapi baru saja hendak menghampiri mata maka berkata mata:

“Tidak ada jalan bagimu dari arah ini sebab mata ini sentiasa melihat beberapa mushaf dan kitab-kitab dan mata ini sentiasa menangis kerana takutkan Allah”.

Setelah gagal maka malaikat maut kembali kepada Allah. Kemudian Allah berfirman yang bermaksud:

“Wahai malaikatKu, tulis Asma-Ku ditelapak tanganmu dan tunjukkan kepada roh orang yang beriman itu”.

Sebaik saja mendapat perintah Allah maka malaikat maut menghampiri roh orang itu dan menunjukkan Asma Allah. Setelah melihat Asma Allah dan terbitnya rasa cintanya kepada Allah maka keluarlah roh tersebut dari arah mulut dengan tenang.

Tempat tinggal roh


Abu Bakar R.A. telah ditanya tentang kemana roh pergi setelah ia keluar dari jasad. Maka berkata Abu Bakar R.A: “Roh itu menuju ketujuh tempat”:
1. Roh para Nabi dan utusan menuju ke Syurga Adnin.
2. Roh para ulama menuju ke Syurga Firdaus.
3. Roh mereka yang berbahagia menuju ke Syurga Illiyyina.
4. Roh para shuhada berterbangan seperti burung di syurga mengikut kehendak mereka.
5. Roh para mukmin yang berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi dan tidak di langit sampai hari kiamat.
6. Roh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.
7. Roh orang-orang kafir akan berada dalam Neraka Sijjin, mereka diseksa berserta jasadnya sampai hari Kiamat.


Telah bersabda Rasullullah S.A.W:
“Tiga kelompok manusia yang akan dijabat tangannya oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya”:
1. Orang-orang yang mati syahid.
2. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam bulan ramadhan.
3. Orang berpuasa di hari Arafah.


Artikel:syahirul.com

Kematian Suatu Kepastian

Tanpa kita sedari, masa berlalu dengan begitu pantas sekali. Namun, kita terus terleka dengan pelbagai perkara yang melalaikan sehingga kita terlupa tujuan sebenar kita berada di muka bumi ini. Beruntunglah bagi mereka yang terus berpegang dengan kemudi keimanan, dan rugilah bagi mereka yang terus hanyut tanpa pedoman.

Sahabat-sahabatku,

Mungkin ada yang tertanya-tanya, mengapakah kita perlu berbicara tentang kematian? Sedangkan kita masih muda, perjalanan kita masih jauh. Kita hampir terlupa tentang hakikat sebuah kematian yang terus mengejar kita. Kematian itu PASTI. Tiada siapa dapat mengelak atau melambatkannya walaupun hanya beberapa detik. Malaikat Izrael tidak pernah alpa dalam menjalankan tugasnya. Hatta, setiap makhluk di muka bumi ini ada janji kematian tersandar ke atasnya. Marilah kita sama-sama merenungi firman Allah dalam surah Al-Anbiya ayat 34 dan 35 yang bermaksud :

“Dan Kami tidak menjadikan seseorang manusia sebelummu dapat hidup kekal (di dunia ini). Maka kalau engkau meninggal dunia (wahai Muhammad), adakah mereka akan hidup selama-lamanya? Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan.”

Jelaslah pada kita bahawa kehidupan manusia bukan abadi, kematian pasti akan dirasakan bagi setiap yang bernyawa, dan bagi yang tinggal ia adalah ujian untuk menghadapinya.

Sahabat-sahabatku,

Apakah kepentingan untuk kita mengingati kematian?

1) Kematian merupakan peringatan yang terbaik. Allah tidak menyatakan bahawa kematian hanya pada orang yang lanjut usia atau yang menderita kesakitan. Hakikatnya, kematian tidak mengira usia, jantina, pangkat dan sebagainya.

2) Menjadi pemangkin untuk terus melakukan kebaikan. Hakikatnya, kita sering melakukan dosa sama ada disedari atau tidak. Andai kita mengira kita telah menggantikannya dengan amal kebaikan, persoalannya adakah amalan kita diterima-Nya? Adakah amalan itu disertai dengan keikhlasan?

3) Mengingatkan diri tentang matlamat utama kehidupan iaitu mardhatillah (keredhaan Allah). Amalan di dunia ini menjadi bekalan di akhirat. Seharusnya kita menyedari bahawa syurga itu mahal dan payah, tetapi mampu untuk dicapai. Berbekal kesedaran ini, kita mampu bergerak dan bertindak ke arah mencapai matlamat itu.

4) Pernah saya mendengar bahawa untuk ke syurga tidak cukup dengan amal kebajikan. Hakikatnya terlalu jauh amalan kita jika hendak dibandingkan dengan para Anbiya' dan sollehin yang terdahulu. Perkara utama yang membantu kita ialah rahmat iaitu kasih sayang Allah kepada kita. Jadi, ingat mati membawa kepada amal baik yang InsyaAllah dipandang Allah sebagai amal soleh.

5) Setiap kematian yang kita dengari dan lihat sebenarnya boleh membantu kita memperbaiki diri. Memanglah tidak seharusnya kita berbicara tentang hal keburukan si mati tetapi pada kejadian itu ada pengajaran yang boleh diambil. Bagaimana orang-orang soleh dimudahkan hal kematiannya, pergi dengan tenang dan mudah diuruskan jenazahnya. Ambillah ia sebagai pengajaran, kerana kematian adalah ilmu yang bermakna buat yang hidup.

Sahabat-sahabat sekalian,

Suka untuk saya mengingatkan diri agar bersedia menghadapi kematian dan berdepan dengan kematian orang sekeliling. Memang mudah untuk menasihatkan orang lain supaya bersabar menghadapi kematian, namun hakikatnya payah untuk merelakan permergian orang tersayang. Jadi marilah sama-sama kita pasakkan dalam diri bahawa kematian itu pasti. Ia menjadi misteri yang hanya Allah yang tahu, namun kita sudah diberi peringatan dan jalan untuk menghadapinya, iaitu dengan melakukan amal soleh secara berterusan. Marilah kita tanamkan keazaman untuk berubah dari hari ke hari ke arah kebaikan. InsyaAllah moga jalan kita diluruskan Allah dan kekal dalam kasih-sayang-Nya.

Wallahua'lam

wahai diri..ingati mati! Mati itu pasti!
















Artikel : Iluvislam,
Oleh : safiyyah hatim
Editor:Isyrak

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...